Semua Jurus Dikeluarkan, Tarif Trump Tetap Menghantam Ekspor RI

Dari beli Boeing sampai tawaran tambang nikel, rayuan maut Indonesia ke AS gagal total, tarif 32 persen tetap diberlakukan tanpa ampun

Avatar photo

- Pewarta

Rabu, 9 Juli 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto. (Facebook.com @Airlangga Hartarto)

Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto. (Facebook.com @Airlangga Hartarto)

PEMERINTAH Indonesia sudah jungkir balik. Segala jurus dagang dikeluarkan demi meredam tarif impor 32 persen dari Amerika Serikat.

Sayangnya, Presiden Donald Trump tetap bergeming. Rayuan maut dari Jakarta tak mampu menembus tembok proteksionisme Washington.
Hasilnya? Indonesia tetap kena getahnya.

Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto memimpin langsung negosiasi. Ia bahkan mengirim tim khusus ke Washington DC untuk lobi habis-habisan.

ADVERTISEMENT

RILISPERS.COM

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Kami sudah kirim second offer ke USTR, tinggal tunggu respons,” kata Airlangga, namun hingga tenggat waktu, tak ada kabar baik dari Negeri Paman Sam.

Tarif tetap jalan, dan Indonesia harus siap menanggung dampaknya.

Janji Beli Boeing, Gandum, dan Minyak Tak Mampu Luluhkan Trump

Indonesia tak main-main dalam merayu. Pemerintah menjanjikan pembelian 75 pesawat Boeing senilai US$34 miliar.

Garuda Indonesia bahkan sudah dalam pembicaraan intensif dengan Boeing.

“Negosiasi ini tidak mencakup bidang militer,” tegas Airlangga.
Tapi tetap saja, tawaran itu tak cukup menggoda Trump.

Tak hanya pesawat, Indonesia juga siap impor gandum senilai Rp8,1 triliun. Franciscus Welirang dari Indofood membenarkan pembelian dua juta ton gandum dari AS.

“Intinya semua anggota akan membeli gandum AS,” ujarnya, dikutip dari Business World.

Selain itu, Indonesia juga menawarkan pemangkasan tarif ekspor AS hingga mendekati nol persen. Namun, semua itu tetap tak mampu mengubah keputusan Trump.

Energi, Makanan, dan Tambang: Semua Ditawarkan, Semua Ditolak

Sektor energi juga jadi senjata diplomasi. Indonesia siap mengalihkan impor LPG dan minyak mentah ke AS.

Nilainya fantastis: US$15,5 miliar atau sekitar Rp249 triliun.
Namun, Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung mengakui, “Kita harus cool menanggapi ini.”

Pasalnya, AS tetap mengenakan tarif tinggi meski sudah ditawari ladang emas energi.

Tak berhenti di situ, Indonesia juga siap impor lebih banyak kedelai, susu kedelai, dan produk pangan lainnya dari AS.

Semua demi menyeimbangkan neraca dagang yang surplus US$17,9 miliar. Bshkan sektor tambang ikut ditawarkan.

Proyek nikel, tembaga, dan bauksit dibuka untuk investasi AS.
Sayangnya, semua tawaran itu hanya jadi angin lalu di Gedung Putih.

Indorama Investasi di AS, Tapi Tetap Tak Dapat Imbalan

Indorama, perusahaan asal Indonesia, bahkan sudah lebih dulu investasi di AS. Nilainya tak main-main: US$2 miliar.

Namun, investasi itu pun tak cukup untuk meluluhkan hati Trump.
Tarif tetap diberlakukan, dan Indonesia tetap jadi korban perang dagang.

Ekonom senior INDEF, M. Fadhil Hasan, menyebut dampaknya bisa luas. “Surplus perdagangan kita dengan AS besar, jadi dampaknya signifikan,” katanya.

Ia juga memperingatkan soal depresiasi rupiah dan lonjakan harga barang.

“Dampaknya bisa ke mana-mana, termasuk ke utang dan fiskal,” tegasnya.

Tiongkok Te rtawa, RI Terjepit, Dunia Menyaksikan

Sementara Tiongkok dan negara-negara lain mulai mencari celah, Indonesia justru makin terjepit.

Trump tak hanya menargetkan RI, tapi juga banyak negara lain.
Namun, Indonesia termasuk yang paling aktif merayu—dan paling keras ditolak.

“Ini bukan soal dagang saja, tapi soal harga diri bangsa,” ujar seorang pejabat yang enggan disebut namanya.

Kini, pemerintah harus putar otak.
Pasar baru di Afrika dan Eurasia mulai dijajaki. Namun, jalan menuju pemulihan tak akan mudah.

Tarif 32 persen adalah pukulan telak bagi ekspor RI. Dan semua rayuan maut yang sudah diluncurkan, ternyata tak mempan.***

Sempatkan untuk membaca berbagai berita dan informasi seputar ekonomi dan bisnis lainnya di media Infopeluang.com dan Ekonominews.com.

Simak juga berita dan informasi terkini mengenai politik, hukum, dan nasional melalui media Lingkarin.com dan Kontenberita.com.

Informasi nasional dari pers daerah dapat dimonitor langsumg dari portal berita Hallokaltim.com dan Apakabarbogor.com.

Untuk mengikuti perkembangan berita nasional, bisinis dan internasional dalam bahasa Inggris, silahkan simak portal berita Indo24hours.com dan 01post.com.

Pastikan juga download aplikasi Hallo.id di Playstore (Android) dan Appstore (iphone), untuk mendapatkan aneka artikel yang menarik. Media Hallo.id dapat diakses melalui Google News. Terima kasih.

Kami juga melayani Jasa Siaran Pers atau publikasi press release di lebih dari 175an media, silahkan klik Persrilis.com

Sedangkan untuk publikasi press release serentak di media mainstream (media arus utama) atau Tier Pertama, silahkan klik Publikasi Media Mainstream.

Indonesia Media Circle (IMC) juga melayani kebutuhan untuk bulk order publications (ribuan link publikasi press release) untuk manajemen reputasi: kampanye, pemulihan nama baik, atau kepentingan lainnya.

Untuk informasi, dapat menghubungi WhatsApp Center Pusat Siaran Pers Indonesia (PSPI): 085315557788, 087815557788.

Dapatkan beragam berita dan informasi terkini dari berbagai portal berita melalui saluran WhatsApp Sapulangit Media Center

Berita Terkait

Pengadaan EDC Disorot KPK, BRI Tegaskan Keamanan Nasabah dan GCG Aktif
Bimo Wijayanto Siap Jabat Dirjen Pajak, Tunggu Pelantikan dari Menteri Sri Mulyani di Kemenkeu
Gelombang PHK Masif di 2025: Angka Meningkat, Sektor yang Terdampak Semakin Meluas
Pemerintah Indonesia Ambil Langkah Besar Soal Importasi BBM, Keluar dari Bayang-Bayang Singapura
Diplomasi Ekonomi Indonesia – Australia, Evaluasi 5 Tahunan CEPA dan Isu Mineral Kritis
Peluang Pertumbuhan Kredit Semakin Terbuka, CSA Index Meningkatkan Harapan Pasar
Respons Kepala PCO Hasan Nasbi Soal Pengunduran Dìrinya yang Tak Disetuǰui Presiden Prabowo Subianto
Istana Tanggapi Proyeksi IMF Terkait Penurunan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun Ini Jadi 4,7 Persen

Berita Terkait

Rabu, 9 Juli 2025 - 09:40 WIB

Semua Jurus Dikeluarkan, Tarif Trump Tetap Menghantam Ekspor RI

Rabu, 2 Juli 2025 - 09:51 WIB

Pengadaan EDC Disorot KPK, BRI Tegaskan Keamanan Nasabah dan GCG Aktif

Kamis, 22 Mei 2025 - 07:16 WIB

Bimo Wijayanto Siap Jabat Dirjen Pajak, Tunggu Pelantikan dari Menteri Sri Mulyani di Kemenkeu

Rabu, 21 Mei 2025 - 10:01 WIB

Gelombang PHK Masif di 2025: Angka Meningkat, Sektor yang Terdampak Semakin Meluas

Sabtu, 17 Mei 2025 - 09:59 WIB

Pemerintah Indonesia Ambil Langkah Besar Soal Importasi BBM, Keluar dari Bayang-Bayang Singapura

Berita Terbaru